NPM : 11110834
Kelas : 3KA31
Pada tugas kali ini, saya akan mengutip sebuah artikel dari media online untuk mencari kesalahan penulisan yang terdapat pada artikel tersebut, yaitu berupa tanda baca, baku/tidak baku, ambigu, & kalimat.
BPBD: Bencana Ini Baru Permulaan
Sejumlah kendaraan melintas di kawasan lokasi longsor
Kampung Sungapan, Desa Sadu, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, kemarin.
Pencarian empat korban yang diduga tertimbun tanah longsor dihentikan
sementara, karena cuaca buruk dan membahayakan pengendara.
BANDUNG– Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa
Barat menganggap bencana banjir dan longsor yang terjadi di beberapa daerah barulah sebuah permulaan. Rentetan banjir dan longsor pada Senin
(19/11) lalu diprediksi akan terus berlanjut seiring mulai meratanya musim
hujan di Jabar. Kepala BPBD Jabar Udjwalaprana Sigit menjelaskan, hujan bakal
mengguyur seluruh wilayah Jabar pada minggu ketiga bulan ini dan intensitasnya
terus meningkat hingga tiga bulan ke depan.
Intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan tingkat kerawanan
bencana semakin besar. “Ini baru permulaan, bencana diperkirakan terus terjadi.Karena
itu, masyarakat harus selalu
waspada,”ujar Sigit,kemarin. Selain mengimbau masyarakat, dia berharap kesiapsiagaan jajaran pemerintah kota
dan kabupaten dalam menangani tanggap darurat bencana. Menurutnya, banjir dan
longsor di daerah masih dalam batas normal jika dikaitkan dengan curah hujan
yang terjadi belakangan ini. BPBD belum menerapkan status siaga darurat
bencana.
“Status Jabar masih siaga bencana,” ucapnya. BPBD Jabar
telah memberikan instruksi kepada setiap BPBD tingkat kota dan kabupaten untuk
selalu siaga bencana. Sebagian besar petugas BPBD Jabar telah diperbantukan ke sejumlah daerah yang
terkena bencana. Sigit mengatakan, banjir di Kecamatan Soreang, Kabupaten
Bandung, lebih banyak disebabkan pola pembangunan yang tidak seimbang. Menjamurnya pembangunan perumahan di
kawasan tersebut dalam beberapa tahun terakhir menjadi penyebab utama banjir
Soreang.
“Daya serap air yang makin
menurun akibat minimnya lahan
serapan dan buruknya drainase
membuat air meluap,”imbuhnya. Kondisi tanah yang masih labil menyebabkan longsor susulan di Jalan Raya Soreang-Ciwidey,
Kampung Sungapan, Desa Sadu, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, kemarin.Akibatnya,
jalur Soreang- Ciwidey kembali terputus sekitar satu jam.Kendaraan dari dua arah
mengalami kemacetan hingga 500 meter.
Kendaraan yang hendak melintasi area longsor kembali diputarbalikkan oleh petugas kepolisian
di radius 100 meter baik untuk kendaraan dari Soreang menuju Ciwidey maupun
sebaliknya. Longsor susulan ini akibat lokasi tersebut diguyur hujan deras. Alat berat kembali dikerahkan di lokasi
untuk membersihkan longsoran yang menutupi jalan. Berdasarkan pantauan, longsor
berupa material tanah terus turun ke badan jalan secara perlahan akibat hujan
deras selama setengah jam.
Terlebih lagi dari bekas
longsoran tersebut timbul beberapa titik mata air yang semakin menggemburkan
tanah perbukitan. Sejumlah petugas BPBD Jabar, kepolisian, dan TNI berusaha
membersihkan jalan sesegera mungkin. Puluhan korban banjir di RW 13 Kompleks
Perumahan Cingcin Permata Indah (CPI), Desa Cingcin,Kecamatan Soreang, mulai
mengeluhkan gatal- gatal.Ketua
RW 13 Rahmat Setiawan mengatakan, pihaknya memerlukan obat-obatan dan
pemeriksaan kesehatan karena korban banjir mulai terserang gatal-gatal.
“Kami harap pemerintah daerah segera mendistribusikan
obat-obatan,” ujarnya. Ratusan relawan dan instansi berbondong-bondong
memberikan bantuan logistik dan perlengkapan untuk para korban banjir di CPI.
Dapur umum mulai didirikan di posko banjir setempat. Namun, dia menyayangkan
sikap pengembang perumahan yang tidak peduli atas musibah banjir yang menimpa
warga kompleks. Hingga kemarin, masih banyak siswa yang tidak bisa sekolah
karena perlengkapan sekolah mereka kebanjiran.
Bahkan, PNS Pemkab Bandung terpaksa meminta izin kepada
pimpinannya akibat rumahnya kebanjiran. “Kalau izin boleh saja karena memang
situasinya kurang memungkinkan,” kata Sekda Kabupaten Bandung Sofian Sulaeman.
Warga korban banjir, Nani Sumarni mengatakan, banjir terparah kali ini menimbulkan trauma bagi anak-anak dan
warga lainnya.“Anak-anak tidak bisa sekolah karena bukubuku, seragam habis terendam.
Anak-anak juga mengalami trauma,”ucapnya. Hujan deras yang
mengguyur wilayah Cianjur selatan mengakibatkan tebing Cadas Hideung setinggi
30 meter di Kampung Cadas Hideung, Desa Sindangkerta,Kecamatan
Pagelaran,Kabupaten Cianjur, longsor.Tidak ada korban jiwa, namun arus
lalu lintas menuju Cidaun maupun Cianjur sempat tertutup. Longsor terjadi pukul
06.30 WIB,kemarin.Setelah petugas Dinas Bina Marga dibantu warga menyingkirkan bongkahan longsoran batu dan pohon yang
menghalangi jalan, sekitar pukul 09.00 WIB arus lalu lintas kembali normal.
“Saat kejadian arus lalu lintas tidak padat dan tidak
melukai pengguna jalan,” kata warga setempat, Ujang Dalu,43. Kepala BPBD
Kabupaten Cianjur Asep Ahmad Suhara mengimbau seluruh camat selalu waspada dan
menggerakkan aparat linmas di setiap desa agar waspada longsor dan banjir.
“Penanganan yang cepat terhadap longsor di Cadas Hideung ini tidak terlepas
informasi cepat dan akurat, sehingga kesiapsiagaan bencana alam di musim
penghujan bisa terus ditingkatkan,”katanya.
Di Kabupaten Tasikmalaya, tercatat sejak dua bulan lalu
sebanyak 43 kejadian longsor di berbagai daerah dengan skala kecil hingga
besar.Meski tidak menimbulkan korban jiwa, longsor berakibat kerugian
material yang cukup besar. BPBD Kabupaten Tasikmalaya mencatat kerugian longsor
mencapai Rp200 juta baik kerusakan rumah warga, lahan pertanian, dan saluran
irigasi yang rusak. Longsor itu menimpa beberapa kecamatan seperti Salawu,
Bojonggambir, Cigalontang, Taraju, dan Sodonghilir.
“Kami mempunyai alokasi dana tanggap bencana dan kepentingan
lainnya dari APBD sebesar Rp725 juta,sedangkan kerugian bencana pada dua
bulan terakhir rata-rata Rp6-20 juta.Dana itu masih kurang,tapi mudah-mudahan dari Pemprov Jabar
dan APBN membantu jika bencana terjadi,” ujar Kepala BPBD Kabupaten Tasikmalaya
Kundang Sodikin. Sementara itu,sejumlah penyakit mengintai warga pascabanjir.
“ Dikhawatirkan timbulnya penyakit diare, batuk, dan pilek.
Selain itu, ancaman penyakit kulit dan leptospirosis,” kata dokter anak RS
Melinda dr Tetty Yuniati.Menurutnya,
lingkungan yang kotor menyebabkan timbulnya berbagai penyakit, apalagi saat
kekebalan tubuh menurun.Anak-anak
juga rentan terkena penyakit tangan,kaki,dan
mulut.
Sumber : http://www.seputar-indonesia.com/news/bpbd-bencana-ini-baru-permulaan
Berikut ini saya membuat table untuk mendatakan kesalahan yang terdapat pada artikel diatas.
Berikut ini saya membuat table untuk mendatakan kesalahan yang terdapat pada artikel diatas.
No.
|
Kesalahan
|
Perbaikan
/ Keterangan
|
1.
|
Rentetan
|
sejumlah atau kejadian yang
berlangsung terus-menerus
|
2.
|
terjadi.Karena
itu,
|
terjadi. Karena itu,
(kurang spasi setelah tanda titik)
|
3.
|
ujar Sigit,kemarin.
|
ujar Sigit, kemarin (kurang
spasi setelah tanda titik)
|
4.
|
kesiapsiagaan
|
kesiap-siagaan (kurang
tanda hubung).
|
5.
|
Menjamurnya
|
bertambahnya
|
6.
|
makin
|
semakin
|
7.
|
minimnya
|
kurangnya (minim serapan
dari bahasa asing)
|
8.
|
drainase
|
Bisa berarti parit atau
gorong-gorong dalam kamus Bahasa Indonesia, lalu definisinya merupakan salah
satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem guna memenuhi kebutuhan
masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota
|
9.
|
labil
|
tidak stabil, mudah goyah
|
10.
|
kemarin.Akibatnya,
|
kemarin. Akibatnya (kurang
spasi setelah tanda titik)
|
11.
|
jam.Kendaraan
|
jam. Kendaraan (kurang
spasi setelah tanda titik)
|
12.
|
diputarbalikkan
|
diputar-balikkan
|
13.
|
bekas
|
jejak atau sisa
|
14.
|
timbul
|
muncul, tampak
|
15.
|
Desa
Cingcin,Kecamatan Soreang
|
Desa Cingcin, Kecamatan
Soreang (kurang spasi setelah tanda koma)
|
16.
|
gatal- gatal.Ketua
|
gatal-gatal. Ketua (pada
kata gatal-gatal tanda hubungnya terdapat spasi, dan kurang spasi setelah
tanda koma)
|
17.
|
menimbulkan
|
menyebabkan
|
18.
|
bukubuku
|
buku-buku (kurang tanda
hubung), bisa juga terjadi ambigu, arti ke-1 kata dari bagian hewan &
tumbuhan dan arti ke-2 buku pelajaran
|
19.
|
longsor.Tidak
|
longsor. Tidak (kurang
spasi setelah tanda titik)
|
20.
|
bongkahan
|
timbunan atau sisa
|
21.
|
juta,sedangkan
|
juta, sedangkan (kurang
spasi setelah tanda koma)
|
22.
|
juta.Dana
|
juta. Dana (kurang spasi
setelah tanda titik)
|
23.
|
kurang,tapi
|
kurang, tapi (kurang spasi
setelah tanda koma)
|
24.
|
itu,sejumlah
|
itu, sejumlah
(kurang spasi
setelah tanda koma)
|
25.
|
pascabanjir
|
pasca banjir
|
26.
|
Yuniati.Menurutnya,
|
Yuniati. Menurutnya, (kurang spasi setelah tanda titik)
|
27.
|
menurun.Anak-anak
|
menurun. Anak-anak (kurang
spasi setelah tanda titik)
|
28.
|
tangan,kaki,dan mulut.
|
tangan, kaki, dan mulut. (kurang
spasi setelah tanda koma)
|
Demikian hasil pencarian kesalahan pada artikel yang saya temukan, mohon maaf apabila ada kesalahan kata yang saya temukan.
Terima Kasih.
No comments:
Post a Comment